1.
Letak astronomis dan pengaruhnya
·
Letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan
garis lintang dan garis bujurnya. Garis lintang adalah garis khayal yang
melintang melingkari bumi.
·
Garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan
Kutub Utara dan Kutub Selatan.
·
Secara astronomis, Indonesia terletak antara 95O BT -
141O BT dan 6O LU - 11O LS.
·
Dengan letak astronomis tersebut, Indonesia termasuk
ke dalam wilayah tropis.
2.
Letak geografis
Secara geografis, Indonesia terletak di antara dua
benua dan dua samudra. Benua yang mengapit Indonesia adalah Benua Asia yang
terletak di sebelah utara Indonesia dan Benua Australia yang terletak di
sebelah selatan Indonesia. Samudra yang mengapit Indonesia adalah Samudra
Pasifik di sebelah timur Indonesia dan Samudra Hindia di sebelah barat
Indonesia. Wilayah Indonesia juga berbatasan dengan sejumlah wilayah.
Batas-batas wilayah Indonesia
dengan wilayah lainnya adalah seperti berikut.
• Di sebelah utara, Indonesia
berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Palau, Filipina dan Laut China Selatan.
• Di sebelah selatan, Indonesia
berbatasan dengan Timor Leste, Australia, dan Samudra Hindia.
• Di sebelah barat, Indonesia
berbatasan dengan Samudra Hindia.
• Di sebelah timur, Indonesia
berbatasan dengan Papua Nugini dan Samudra Pasifik.
3.
Keadaan ikllim Indonesia
Dipengaruhi
oleh
· gerak semu
matahari
· angin muson
barat: menyebabkan musim penghujan
· angin muson
timur: menyebabkan musim kemarau
4.
Asal Usul Nenek Moyang
Pada sekitar 2.000 tahun sebelum
Masehi, terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa yang berbahasa
Melayu-Austronesia (Melayu Kepulauan Selatan). Melayu-Austronesia ialah suatu
ras Mongoloid yang berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan. Dari tempat itu,
mereka menyebar ke daerah-daerah hilir sungai besar di Teluk Tonkin. Pada
sekitar tahun 200 SM (Sebelum Masehi), mereka pindah menyebar ke daerah-daerah
Semenanjung Malaya, Indonesia, Filipina, Formosa, pulau-pulau di Lautan Teduh
sampai ke Madagaskar. Kelompok migrasi dari Yunan ke Indonesia inilah yang
dianggap sebagai asal mula nenek moyang bangsa Indonesia.
5.
Bentuk muka bumi dan aktivitas penduduknya
a. Dataran
rendah
· Dataran
Rendah Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian
0-200 m di atas permukaan air laut (dpal).
· Ada beberapa
alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah,
yaitu seperti berikut. 1. Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan
pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya. 2. Di daerah
dataran, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa tanah aluvial atau
hasil endapan sungai yang subur. 3. Dataran rendah dekat dengan pantai sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai
nelayan. 4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui
jalur laut.
· Bencana yang
rawan terjadi adalah banjir dan tsunami
b. perbukitan
· Bukit dan
Perbukitan Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal.
c. Dataran
Tinggi Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih
dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung
lancar seperti halnya di dataran rendah. Oleh karena itu, beberapa dataran
tinggi di Indonesia berkembang menjadi pemusatan ekonomi penduduk, contohnya
Dataran Tinggi Bandung.
d. Gunung dan
Pegunungan Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah
sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang tinggi tersebut dalam bentuk
puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal.
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara,
Hindu-Buddha dan Islam
A.
MASA PRA AKSARA
1.
MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
TEMPAT
TINGGAL
|
· Padang
rumput di dekat sungai
· Gua-gua
yang tidak jauh dari sumber air, atau di dekat sungai yang terdapat sumber
makanan seperti ikan, kerang, dan siput.
|
AKTIVITAS
|
·
Memburu hewan (kerbau, kuda,
monyet, banteng, dan rusa)
·
Mengumpulkan tumbuhan(ubi,
keladi, daun-daunan, dan buah-buahan)
|
PERALATAN
|
Membuat
alat-alat
dari
batu yang masih kasar, tulang, dan kayu
disesuaikan
dengan keperluannya, seperti kapak
perimbas, alat-alat serpih, dan
kapak genggam.
|
KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI
|
Hidup
dalam kelompok-kelompok dan membekali dirinya untuk menghadapi lingkungan
Sekelilingnya (binatang buas)
|
2.
MASA BERCOCOK TANAM
TEMPAT
TINGGAL
|
· Mulai
hidup menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas tempat-tempat tinggal
sederhana yang didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga.
· Mendirikan
rumah panggung untuk menghindari binatang buas.
|
AKTIVITAS
|
· Memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan cara memanfaatkan hutan belukar untuk dijadikan
ladang
· Berbagai
macam tumbuhan dan hewan mulai dipelihara.
· Bercocok
tanam dengan cara berladang.
· Pembukaan
lahan dilakukan dengan cara menebang dan membakar hutan.
|
PERALATAN
|
· Membuat
alat-alat dari batu yang sudah diasah lebih halus serta mulai dikenalnya
pembuatan gerabah
|
KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI
|
Bentuk
perdagangan bersifat barter. Barang-barang yang
dipertukarkan
waktu itu ialah hasil-hasil bercocok tanam, hasil kerajinan tangan (gerabah,
beliung), garam, dan ikan yang
dihasilkan oleh penduduk pantai.
|
3.
MASA PERUNDAGIAN
TEMPAT
TINGGAL
|
· Hidup
di desa-desa, di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai dalam
tata kehidupan yang makin teratur.
· Perkampungan
sudah lebih besar karena adanya hamparan
lahan
pertanian.
· Perkampungan
yang terbentuk lebih teratur dari sebelumnya.
|
AKTIVITAS
|
· Masing-masing.
Masyarakat tersusun menjadi kelompok majemuk, seperti kelompok petani,
pedagang, maupun perajin.
|
PERALATAN
|
· Dikenalnya
pengolahan logam. Alat-alat yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari sudah
banyak yang terbuat dari logam.
|
KEHIDUPAN
SOSIAL DAN EKONOMI
|
· Setiap
kampung memiliki pemimpin yang disegani oleh masyarakat.
· Sudah
ada pembagian kerja yang jelas disesuaikan dengan keahlian masing-masing.
|
B. KEHIDUPAN MASYARAKAT MASA HINDU DAN BUDDHA
1.
BIDANG AGAMA
Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat
Indonesia secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh
golongan elite di sekitar istana.
2. BIDANG POLITIK
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh
orang-orang India. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu
dengan kepemilikan wilayah yang luas. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan,
seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha
lainnya.
3. BIDANG SOSIAL
Masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta, yaitu:
Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), Kasta Ksatria (para prajurit,
pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan
prajurit). Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar).
4. BIDANG SASTRA DAN BAHASA
Dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan huruf
Pallawa oleh masyarakat Indonesia
5. BIDANG ARSITEKTUR
Punden berundak merupakan salah satu arsitektur
Zaman Megalitikum. Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang
mengilhami pembuatan bangunan candi. Candi Borobudur sebenarnya mengambil
bentuk bangunan punden berundak.
C. KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA MASA ISLAM
1. BIDANG POLITIK
Setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu- Buddha mengalami keruntuhan dan digantikan peranannya oleh
kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka,
dan lainnya.
2. BIDANG SOSIAL
Nama-nama Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar,
Ali, Musa, Ibrahim, Hasan, Hamzah, dan lainnya mulai digunakan. Kosakata bahasa
Arab juga banyak digunakan, contohnya rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki),
kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat,
mukadimah, dan masih banyak lagi.
3. BIDANG PENDIDIKAN
Banyak didirikannya pesantren untuk pendidikan islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar